Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Jumat, 26 November 2010

MERANTAULAH !!! DAN RAIH SUKSES

Rasulullah saw bersama Abu Bakar memulai Hijrah pada malam hari. Kita namakan Hijrah ini sebagai merantau. Meninggalkan tanah kelahiran menuju tanah baru, tanah yang lebih baik dan lebih menjanjikan.

Pada pagi hari, kafir Quraisy tidak menemukan Rasulullah ditempat tidurnya. Mereka kecewa karena rencana yang telah dipersiapkan untuk menghalangi Rasulullah Hijrah telah gagal. Sebaliknya, posisi tempat tidur Rasulullah digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, sepupu Rasul.

Rasulullah bersama Abu Bakar bersembunyi di dalam goa Tsaur menghindari kejaran kafir Quraisy. Jikalau saja pasukan kafir Quraisy menundukkan pandangan ke bawah goa, maka mereka akan dapat melihat Rasulullah dan Abu Bakar. Namun ALLAH berkehendak lain.

Rasulullah dan Abu Bakar memilih jalan yang jarang dilalui manusia, gunung-gunung bebatuan tajam, bukit-bukit tinggi nan terjal, serta jurang yang sangat dalam. Sebagai strategi menghindari kejaran kafir Quraisy.

Selama sembilan hari melakukan perjalanan Hijrah ini, akhirnya Rasulullah saw bersama Abu Bakar tiba di Madinah. Penduduk Madinah menyambut dengan bahagia dan suka-cita kedatangan beliau. Tempat pertama kali yang dipijak Nabi saw saat ini menjadi Masjid Nabawi.

*******

Sejarah membuktikan bahwa para perantau adalah pribadi-pribadi sukses. Sukses dunia ataupun sukses akhirat.

Salman Al-Farisi merantau dari Persia, melepas kekayaan dan kewibawaan Kisra, menuju Madinah untuk mencari kenabian Muhammad saw. Maka dia sukses di akhirat.

Abdurrahman bin Auf merantau dari Makkah ke Madinah, dia pun mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat bersamaan. Kesuksesan dunia sebagai saudagar kaya raya di kota Madinah. Kesuksesan akhirat dengan bersedekah dari kekayaan serta bebas untuk melaksanakan ajaran Islam yang sebelumnya tertindas di Makkah.

Kisah nabi Yusuf yang merantau dari Palestina akhirnya menetap di Mesir. Di negeri rantauan ini pada zaman raja Al-Aziz, Nabi Yusuf menjadi menteri keuangan Mesir. Dibawah manajemen beliau Mesir menjadi kerajaan makmur sentosa.

Pemimpin bangsa adalah para perantau. Agus salim merantau dari Padang menuju Jakarta. Soekarno adalah pemimpin yang suka merantau. Blitar, Tulungagung, Surabaya, Bandung, dan Jakarta adalah tempat yang pernah disinggahinya.

Merantau membentuk pribadi mandiri, percaya diri, berani, aktif, dapat memilah mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan, serta peka pada hal-hal bermanfaat.

Anda ingin sukses. Merantaulah! Dan dapatkan kesuksesan dunia dan akhirat

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini