Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Jumat, 26 November 2010

Membangun Karakter Sukses

Sungguh beruntung pribadi yang mendapat karunia ALLAH swt berupa kesuksesan. Kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat.
Tuhan telah menciptakan Anda sebagai makhluk pemenang. Semenjak menjadi sperma Anda telah bersaing dengan ratusan juta sperma lain untuk membuahi sel telor. Sel sprema itu yang akan menjadi jaban bayi. Dan satu sebagai pemenang, yaitu Anda.
Bagaimana membangun karakter pribadi sukses?
Pertama; Berakhlak mulia. Terbukti pribadi sukses adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya serta pribadi yang berakhlak mulia. Kemuliaan akhlak ini diaplikasikan oleh Muhammad muda. Beliau terkenal dengan gelar al-amin di seantero kota Mekkah. Karena akhlaknya yang mulia ini beliau sukses membangun jaringan bisnis internasional di sepanjang jazirah Arab.
Kedua; Berani mengkritik dan dikritik. Dalam terminologi al-Quran dikenal dengan amar makruf nahi munkar. Sanggup mendengarkan kritikan dari orang lain dan memperbaiki hasil kritikan itu. Di samping itu, juga berani memberikan kritik kepada kawan maupun orang disekelilingnya. Ingat kisah Umar bin Khottob, sang kholifah, pada waktu itu seorang perempuan mengkritiknya karena telah membatasi jumlah mahar. Umar bin Khottob mendengarkan kritikan perempuan tersebut. Pada akhirnya beliau mengakui kesalahan dalam mengambil kebijakan mahar bagi kaum perempuan. Mengkritik dan dikritik, dua hal yang saling bersinergi ini dapat memberikan Anda sebagai pribadi yang berjiwa sukses.
Ketiga; Mencapai target. Tahukah anda bahwa orang sukses itu telah mengalami bermacam-macam kegagalan sebelum mencapai puncak karir. Nabi Muhammad gagal mengislamkan pamannya, Abu Tholib. Thomas Alva Edison telah gagal seribu kali sebelum menemukan lampu. Semangat untuk mencapai target dapat membakar jiwa menjadi pribadi sukses.
Keempat; Ikhlas. Tidak berkurang usaha dan amal dalam keadaan mendapat pujian atau celaan, dalam suasana ramai atau tersembunyi. Itulah ikhlas, berbuat tanpa pamrih. Cahaya keikhlasan ini telah terbuktikan tetap bersinar walaupun telah berumur ribuan tahun. Cahaya keikhlasan itu berasal dari pribadi nabi Muhammad saw. Melewati masa dan waktu, Ucapan, perbuatan, dan isyaratnya tetap terpancar hingga kini. ALLAH swt berfirman: “Maka sembahlah ALLAH dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar: 2)
Buah kesuksesan dibangun dari sekarang dengan cara tahap demi tahap. Seperti buah dia berawal dari biji menjadi pohon dan berbuah. Begitulah apa yang dinamakan sukses.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini