Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Kamis, 25 November 2010

Datangnya "HARI KIAMAT" al-Qari’ah

Ada beberapa surah yang berhubungan dengan datangnya hari kiamat, dan sebagai orang yang beragama ISLAM, harus mempercayai akan datangnya hari itu (kepastian adanya hari Kiamat) 


                                               Al-Qari’ah

                                           Surat Makkiyah, 11 ayat

1.  Hari kiamat,
2.  Apakah hari kiamat itu?
3.  Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
4.  Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5.  Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6.  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7.  Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8.  Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9.  Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10.  Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11.  (yaitu) api yang sangat panas.

Al-Qari’ah yakni al-Qiyamah. Seperti halnya ath-Thammah, ash-Shaakhkhah, al-Haaqah, dan al-Ghasyiyah mengesankan dobrakan dan tamparan. Karena kengerian peristiwanya sangat mendobrak dan mengetuk hati.

Surat ini secara keseluruhan berbicara tentang qari’ah (kiamat), hakikatnya, apa yang terjadi padanya dan apa yang menjadi kesudahannya. Ia memaparkan suatu pemandangan di antara pemandangan-pemandangan kiamat.

Pemandangan yang dipaparkan di sini adalah pemandangan yang mengerikan yang berbagai dampaknya meliputi manusia dan gunung-gunung. Sehingga di bawah bayangannya manusia tampak kecil dan lemah sekalipun jumlah mereka banyak:


“….seperti anai-anai yang bertebaran,” (4)

Mereka beterbangan tak berdaya seperti anai-anai yang berjatuhan karena binasa, tanpa arah dan tujuan! Dan gunung-gunung yang dahulu kokoh dan perkasa itu tampak seperti bulu yang dihambur-hamburkan dan dihempaskan angin dan dipermainkan hatta oleh hembusan angin! Maka di antara bentuk keserasian gambaran yang ada adalah dinamakannya kiamat dengan al-Qari’ah (sesuatu yang mendobrak), sehingga bayangan yang disampaikan oleh lafazh dan bunyi yang melibatkan seluruh hurufnya itu selaras dengan berbagai dampak kiamat itu pada manusia dan gunung-gunung! Isyaratnya menanamkan ke dalam hati dan perasaan suatu pendahuluan untuk menghadapi hisab dan balasan yang menjadi akhir dari pemandangan tersebut.


1.  Hari kiamat,
2.  Apakah hari kiamat itu?
3.  Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?

Di mulai dengan menyampaikan kata mufrad, seolah-olah bom yang dilemparkan: “al-Qari’ah”, tanpa khabar (predikat) dan tanpa shifat. Untuk menyampaikan, melalui bayangan dan bunyinya, isyarat yang bergema dan mengerikan!

Kemudian disusul dengan pertanyaan yang bertujuan memberikan gambaran kengerian:


2.  Apakah hari kiamat itu?

Ia adalah perkara yang mengerikan dan misteri yang menimbulkan kebingungan dan tanda tanya!

Kemudian al-Qur’an menjawab dengan pertanyaan yang mengisyaratkan ketidaktahuan (manusia):


3.  Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?

Ia terlalu besar untuk bisa dijangkau pengetahuan dan persepsi manusia.

Kemudian disampaikan jawaban dengan sesuatu yang terjadi padanya, bukan dengan hakikatnya. Karena hakikatnya di luar jangkauan pengetahuan dan persepsi manusia, sebagaimana telah kami jelaskan:


4.  Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5.  Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Itulah pemandangan pertama dari kiamat. Pemandangan yang membuat hati bingung dan seluruh sendi gemetar. Pendengar merasakan seolah-olah segala sesuatu yang dijadikan pijakan dan pegangannya di muka bumi telah beterbangan di sekitarnya! Kemudian dating penutup kepada semua manusia:

6.  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7.  Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8.  Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9.  Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10.  Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11.  (yaitu) api yang sangat panas.

Berat dan ringannya timbangan-timbangan itu memberitahukan kepada kita tentang nilai-nilai yang diakui Allah dan nilai-nilai yang tidak diakui-Nya. Hal inilah yang disampaikan oleh ungkapan tersebut secara umum. Hal inilah—wallahu A’lam—yang dikehendaki Allah melalui kalimat-kalimat-Nya itu. Karena itu, memasuki perdebatan rasional dan verbal seputar ungkapan-ungkapan ini hanyalah merupakan kegersangan akan cita rasa Qur’ani dan kesia-siaan yang timbul akibat tidak adanya perhatian yang hakiki kepada al-Qur’an dan Islam!


6.  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

Dalam pandangan dan penilaian Allah.


7.  Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

Allah membiarkan ayat ini secara global tanpa memberi rincian, untuk menyampaikan ke dalam perasaan bayangan-bayangan keridhaan yang merupakan kenikmatan yang paling menyenangkan.


8.  Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

Dalam pandangan dan penilaian Allah.

9.  Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Al-Ummu adalah tempat kembalinya anak dan tempat perlindungannya. Maka tempat kembali dan tempat berlindungnya orang-orang itu pada hari tersebut adalah neraka Hawiyah! Dalam ungkapan ini ada nuansa keindahan yang tampak dan pengaturan yang khas. Di dalamnya juga terdapat kesamaran yang disiapkan untuk memperjelas dimensinya, yang menambah kedalaman pengaruh yang dimaksud:


10.  Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

Pertanyaan yang menyatakan ketidaktahuan manusia dan kengerian, yang biasa terdapat di dalam al-Qur’an ini, untuk menegaskan bahwa persoalan tersebut berada di luar batas-batas jangkauan persepsi dan pengetahuan manusia!

Kemudian datang jawaban sebagai nada penutup:


11.  (yaitu) api yang sangat panas.

Itulah tempat kembali orang yang ringan timbangan kebaikannya. Tempat kembalinya yang kepadanya ia kembali dan berlindung! Di tempat kembali biasanya terdapat keamanan dan kenyamanan. Tetapi apa yang didapatinya di tempat kembalinya ini: Hawiyah. Api neraka yang sangat panas!

Sungguh ini merupakan kejutan ungkapan yagn mencerminkan hakikat yang sangat keras dan menyakitkan!

                                                    Surah Al-Qiyamah 
                                             Surah Makkiyah,  40 ayat



Surah Al-Qiyamah (Arab: القيمة , "Hari Kiamat") adalah surah ke-75 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah al-Qari'ah. Kata Al-Qiyamah (hari kiamat) diambil dari perkataan Al-Qiyamah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isi

Pokok-pokok isi surah ini antara lain :
  1. Kepastian terjadinya hari kiamat dan huru-hara yang terjadi padanya
  2. Jaminan Allah terhadap ayat-ayat Al-Quran dalam dada Nabi Muhammad sehingga ia tidak lupa tentang urutan arti dan pembacaannya
  3. Celaan Allah kepada orang-orang musyrik yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat
  4. Keadaan manusia di waktu sakaratul maut.



                                        Al-Haqqah (Hari Kiamat)
                                   Surat Makkiyah , 52 ayat 





Al Haqqah menurut bahasa berarti yang pasti terjadi. Hari Kiamat dinamai Al Haqqah, karena hari itu pasti terjadi. Tentang keadaan dan sifatnya tidak dapat dijelaskan dan diterangkan oleh manusia, karena pengetahuan tentang Hari Kiamat itu termasuk pengetahuan yang gaib, yang diketahui manusia hanyalah yang diterangkan Alquran saja. 


Pokok-pokok isi

  • Keimanan
    • Pemberitaan bahwa datangnya hari kiamat sudah dekat
    • Semua yang ada pada alam adalah dengan ketetapan Allah
    • Kehendak Allah pasti berlaku
    • Tiap-tiap pekerjaan manusia dicatat oleh malaikat
  • Kisah
Kisah kaum yang mendustakan rasul-rasul di masa dahulu, seperti kaum Nuh, 'Aad Tsamud dan Fir'aun
  • Kisah
    • Orang-orang kafir dikumpulkan di akhirat dalam keadaan hina dan akan menerima balasan yang setimpal
    • Celaan terhadap orang-orang yang tidak memperhatikan ayat- ayat Al Quran.



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
KEPASTIAN ADANYA HARI KIAMAT
Ayat 1-37
 

Orang-orang yang mendustakan kebenaran pasti binasa Ayat 1-12
1 Hari kiamat, 2 apakah hari kiamat itu? 3 Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? 4 Kaum Tsamud dan Ad telah mendustakan hari kiamat. 5 Adapun kaum Tsamud maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa, 6 Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, 7 yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus, maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). 8 Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka. 9 Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar. 10 Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. 11 Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang), kamu ke dalam bahtera, 12 agar kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.

Peristiwa-peristiwa di waktu terjadinya hari kiamat Ayat 13-18
13 Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, 14 dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. 15 Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, 16 dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. 17 Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. 18 Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
Saat berhisab dan peristiwa berikutnya Ayat 19-37
19 Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)." 20 Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. 21 Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, 22 dalam surga yang tinggi. 23 Buah-buahannya dekat, 24 (kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu." 25 Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), 26 Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, 27 Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. 28 Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. 29 Telah hilang kekuasaanku dariku" 30 (Allah berfirman), "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." 31 Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. 32 Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. 33 Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. 34 Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. 35 Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini. 36 Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. 37 Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.


                                            Surah Al-Qamar (Bulan)
                                            surah makkiyah, 55 ayat





Terbelahnya bulan (bahasa arab انشقاق القمر) adalah salah satu mukjizat Muahammad dalam kisah-kisah dan tulisan-tulisan islam (2) Peristiwa ini disebutkan dalam hadits dan kisah-kisah umat Muslim pada masa Muhammad sebagai penyebab turunnya wahyu al-Qur'an surah Al-Qamar ayat 1 dan 2 dan hampir seluruh pengamat Muslim menyepakatinya kebenaran mukjizat tersebut. Tulisan awal mengenai kejadian tersebut ditulis oleh sahabat Nabi seperti Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abdullah bin Masud dan lainnya.(3)(4) Menurut cendekiawan Muslim India, Yusuf Ali, bulan mungkin dapat terbelah lagi saat mendekati hari kiamat. Dia juga mengatakan bahwa mungkin ayat itu dapat juga bermakna alegori, sehingga masalahnya menjadi jelas seperti bulan.(5) Sebagian pengamat yang berbeda pendapat seperti Hasan Al-Bashri menolak kebenaran sejarah penggambaran dan mempertahankan bahwa ayat al-Qur'an tersebut hanya dimaksudkan untuk menggambarkan terbelahnya bulan mendekati hari Kiamat(6)

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini